Favorit (0)
InIndonesian
Ditulis oleh: Olivia Bennett
Diperbarui pada: 6/3/2025
Favorit
Bagikan

Sejarah Hot Buttered Rum: Dari Amerika Kolonial hingga Kenyamanan Modern

cangkir antik rum mentega panas di atas meja kayu dengan kayu kayu manis

Hot buttered rum merupakan salah satu minuman paling menghangatkan di musim dingin, kombinasi antara minuman keras gelap, mentega yang kaya, dan rempah panggang yang telah ada selama berabad-abad. Namun resep penghangat ini menceritakan lebih dari sekadar kisah kenikmatan; ini adalah sekilas tentang arus sosial dan ekonomi Amerika awal serta tempat minuman ini yang tahan lama dalam budaya koktail untuk cuaca dingin.

Akar Kolonial: Rum dan Pemukiman di Amerika Awal

Rum tiba di Amerika Britania tidak lama setelah para pemukim datang. Pada tahun 1650-an, pabrik penyulingan beroperasi di New England, di mana molase yang diimpor dari Karibia mendukung perdagangan yang berkembang pesat. Ketika rum menjadi melimpah, para kolonis mulai menambahkannya ke minuman panas yang sudah mereka sukai, seperti punch dan toddy. Penambahan mentega—sumber kalori berharga selama musim dingin—mengubah resep ini menjadi hidangan pengisi dan memperkuat yang cocok untuk malam-malam dingin yang panjang.

Abad ke-17 dan ke-18: Minuman Perapian dan Keramahan

Pada akhir 1600-an, toddy rum bermentega dan berbumbu muncul di kedai-kedai dan rumah tangga sepanjang pantai Timur. Dihangatkan dengan air mendidih, berbumbu dengan pala atau kayu manis, dan terkadang diberi pemanis, minuman ini bersifat praktis sekaligus mewah—cara untuk tetap hangat dan memanfaatkan barang dagangan yang tersedia. Koki rumahan, bukan bartender profesional, adalah penjaga hot buttered rum, mengubah proporsi dan rempah sesuai selera dan kesempatan.

  • Harga rum yang terjangkau membuatnya menjadi tulang punggung minuman kolonial; wiski dan brandy lebih mahal atau kurang dapat diandalkan.
  • Mentega (atau kadang-kadang krim) menambah kekayaan rasa, kalori, dan tekstur lembut yang dihargai saat kalori sangat berharga.
  • Koktail hangat seperti hot buttered rum membantu melawan kelembapan musim dingin dan mendorong kebersamaan di kedai dan perapian.

Evolusi Hot Buttered Rum

Sepanjang abad ke-19 dan ke-20, resep hot buttered rum muncul dalam buku masak dan manual bar Amerika awal, sering masuk dalam keluarga 'buttered' atau 'flips.' Saat produksi rum komersial meningkat dan distribusi menyebar ke barat bersama perbatasan, minuman ini melepas konotasi hanya pedesaan. Pada musim liburan dan pertemuan musim dingin, adonan mentega berbumbu menjadi standar, dan minuman ini mendapatkan penggemar setia karena keseimbangan manis, rempah, dan kehangatan beralkoholnya.

  • Era Victoria: 'Campuran' mentega berbumbu dengan gula merah, pala, allspice, dan cengkeh diterbitkan.
  • Larangan mendorong resep hot buttered rum ke rumah, di mana keluarga yang cerdik mempertahankan tradisi tersebut.
  • Pertengahan abad ke-20: Hot buttered rum menjadi populer di lumbung ski dan resor pegunungan, semakin menegaskan identitas nyaman dan après-ski-nya.
modern hot buttered rum in clear glass with nutmeg grating

Variasi Modern dan Daya Tarik yang Bertahan Lama

Saat ini, hot buttered rum mendapatkan perhatian baru berkat minat pada koktail klasik dan pendekatan kreatif pada minuman musim dingin. Bartender bereksperimen dengan campuran rempah, infusi mentega, dan berbagai macam rum—mulai dari agricole ringan dan beraroma rum rumit berwarna gelap yang sudah tua. Variasi vegan menggunakan lemak kelapa atau minyak berbumbu, sementara adonan mentega di rumah (yang sudah dicampur dengan rempah, gula, dan mentega) membuatnya lebih mudah dari sebelumnya untuk menghangatkan diri dengan secangkir mug.

  • Perpaduan rasa seperti vanili, kulit jeruk, dan bunga lawang sering muncul.
  • Resep klasik menggunakan 45–60 ml rum gelap, 1–2 sendok teh mentega, 15–30 ml gula merah, dan campuran rempah penghangat yang diencerkan dengan air panas.
rum bottle and spices beside hot buttered rum glass

Dari perapian kolonial hingga bar modern, hot buttered rum tetap lebih dari sekadar tegukan nostalgia. Ini adalah tradisi yang hidup, berkembang dengan setiap generasi namun selalu memanggil kehangatan, kemewahan, dan semangat musim dingin Amerika asli.